Nilai Tukar Anjlok Lagi, Berikut Penyebab Nilai Rupiah Lemah
Penyebab nilai Rupiah lemah adalah salah satu hal yang wajib diteliti dan diketahui oleh berbagai kalangan. Hal ini karena nilainya terus melemah, bahkan terhitung hingga Rabu 5 Juni 2024, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika mencapai Rp16.300.
Jika nilai tukar mata uang ini semakin lemah, maka perekonomian juga akan ikut menjadi buruk. Sehingga harga berbagai kebutuhan pokok mengalami kenaikan dan masyarakat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Menurunnya nilai mata uang Rupiah sebenarnya adalah hal yang dapat dicegah, salah satunya dengan mengetahui penyebabnya. Berikut berbagai penyebab nilai Rupiah melemah yang wajib diketahui oleh seluruh kalangan masyarakat.
Penyebab Nilai Rupiah Lemah dalam Perekonomian Dunia
Naik maupun turunnya nilai tukar mata uang Rupiah dapat dijadikan sebagai salah satu indikator stabilitas ekonomi. Jika nilainya terus melemah maka Anda harus mengetahui apa penyebab dari kondisi tersebut, berikut di antaranya.
1. Terjadi Inflasi
Penyebab nilai Rupiah lemah pertama adalah terjadinya inflasi, terutama yang terjadi dalam jangka waktu berkepanjangan. Alasannya karena inflasi dapat menyebabkan harga barang maupun jasa di suatu negara mengalami kenaikan secara signifikan.
Saat suatu negara mengalami inflasi maka daya beli masyarakatnya akan mengalami penurunan. Akhirnya perputaran keuangan ikut berkurang bahkan bisa mempengaruhi nilai produk ekspor.
2. Neraca Perdagangan Berbeda
Berikutnya perbedaan neraca perdagangan juga termasuk penyebab nilai Rupiah Lemah. Perbedaan neraca ini terjadi antara nilai ekspor dan impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu.
Melemahnya mata uang bisa terjadi ketika jumlah impor lebih tinggi daripada ekspor, sehingga menyebabkan neraca defisit. Saat defisit maka permintaan uang dari negara yang melakukan transaksi barang masuk akan mengalami peningkatan.
3. Peningkatan Hutang Negara
Jika negara memiliki hutang dalam jumlah besar dan terus mengalami peningkatan, maka kemungkinan besar nilai mata uangnya akan melemah. Begitu juga dengan Indonesia, jika hutang terus bertambah maka harga tukar Rupiah juga semakin menurun.
Kondisi ini bisa terjadi karena saat negara memiliki banyak hutang, maka investor akan cenderung menahan diri untuk investasi. Jika investor enggan untuk berinvestasi, maka roda perekonomian juga akan ikut terhambat.
4. Penurunan Harga Komoditas Ekspor
Berikutnya penurunan harga komoditas ekspor Indonesia juga menjadi penyebab nilai Rupiah lemah. Hal ini juga berlaku untuk negara lain, terutama yang pusat pergerakan ekonominya berasal dari kegiatan ekspor.
5. Tingkat Impor Tinggi
Selain penurunan ekspor, peningkatan impor juga menyebabkan harga mata uang Rupiah jadi semakin menurun. Kondisi ini wajib dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat supaya lebih mengutamakan penggunaan produk lokal dibandingkan buatan luar negeri.
6. Politik Tidak Stabil
Politik termasuk salah satu aspek yang memiliki pengaruh besar terhadap naik atau turunnya nilai tukar mata uang suatu negara. Alasan utamanya karena kebijakan ekonomi tentu hanya bisa dijalankan dengan peran politik yang mendasari pembuatannya.
Terdapat beberapa kegiatan politik yang berpengaruh terhadap nilai mata uang seperti pemilu, kontroversi politik, dan konflik antar negara. Misalnya saat pemilu biasanya para investor lebih memilih untuk menahan dana sehingga perputaran uang jadi lebih lambat.
7. Lebih Banyak Investasi di Luar Negeri
Penyebab nilai Rupiah lemah lainnya adalah banyak investor lebih memilih melakukan investasi di luar negeri seperti Amerika dan Eropa. Alasan para investor lebih memilih luar negeri karena prospek perekonomian yang dianggap lebih menjanjikan.
Ketika suatu negara bisa mendapatkan banyak aliran dana dari investor maka perlu melakukan pemindahan dana. Selama proses pemindahan maka akan terjadi banyak penukaran mata uang dan perekonomian bisa menjadi lebih stabil.
8. Defisit Negara
Defisit negara merupakan suatu kondisi di mana jumlah anggaran pengeluaran pemerintah lebih banyak dibandingkan dengan pemasukan. Jadi disini negara lebih banyak melakukan aktivitas perdagangan asing dengan pemasukan dana bernilai rendah.
Selanjutnya supaya tidak mengalami kerugian, maka negara perlu meminta modal dari negara lain untuk menutupi kekurangan. Dari sinilah salah satu awal penyebab nilai tukar mata uang mengalami penurunan.
9. Pengaruh Kebijakan Ekonomi Negara Lain
Terakhir penyebab nilai Rupiah lemah karena pengaruh dari kebijakan ekonomi negara lain, terutama yang statusnya maju. Contoh nyata ini terlihat dari Amerika yang pernah mengalami krisis kemudian mencetak Dolar baru dalam jumlah banyak.
Hal tersebut menyebabkan nilai mata uang negara lain jadi menguat, termasuk Rupiah. Namun ketika perekonomian Amerika kembali membaik dan penyuntikan Dolar baru sudah berhenti, nilai Rupiah bisa kembali menurun.
Jadi penyebab naik atau turunnya harga tukar mata uang suatu negara sangatlah beragam. Mulai dari adanya inflasi, perbedaan neraca dagang, tingkat ekspor dan impor, defisit anggaran, hingga pengaruh kebijakan dari negara lain.
Dengan mengetahui berbagai penyebab di atas, maka masyarakat dapat mencegah kemungkinan harga tukar mata uang yang semakin anjlok. Pada dasarnya penyebab nilai Rupiah lemah adalah hal yang dapat diatasi dan dicegah.