
5 Kontroversi Film Kiblat yang Dilarang Tayang di Indonesia
Baru-baru ini di berbagai media sosial ramai tentang kontroversi film Kiblat yang dibintangi oleh youtuber terkenal Ria Ricis. Selama beberapa tahun terakhir tayangan atau konten dengan genre horor banyak diminati oleh penonton dari berbagai kalangan di Indonesia.
Tidak heran akhirnya banyak produser berbondong-bondong membuat film tema horor, Kiblat adalah salah satunya. Namun belum sampai merilis tanggal penayangannya, sinema ini sudah mendapat penolakan terlebih dahulu dari berbagai pihak termasuk MUI.
Salah satu kontroversi film Kiblat yang paling keras digaungkan oleh para netizen adalah tentang eksploitasi agama. Berikut informasi terkini tentang sinopsis sinema horor berjudul Kiblat serta berbagai fakta kontroversinya.
Berikut Sinopsis Film Horor Kiblat
Kiblat merupakan film horor yang bercerita tentang perempuan bernama Ainun yang diperankan oleh Yasmin Napper dan Rini yaitu Ria Ricis. Ainun dan Rini mengidolakan seorang pemimpin padepokansakti di Kampung Bumi Suwung bernama Abah Mulya.
Alasan kedua perempuan tersebut mengidolakan Abah Mulya karena beliau memiliki kemampuan di atas rata-rata manusia umumnya. Ia mampu menyembuhkan segala macam penyakit bahkan bisa melipatgandakan uang dengan mudah.
Hingga akhirnya suatu saat terdengar kabar bahwa Abah Mulya meninggal secara misterius. Hal ini menimbulkan rasa penasaran di hati Ainun dan Rini, sehingga mereka datang ke padepokan demi mencari tahu kebenaran.
Saat tiba di desa lokasi padepokan, keduanya heran karena kondisinya berbeda dengan desa pada umumnya. Daerah tersebut terlihat seram, tidak pernah terdengar adzan, dan arah kiblat bisa berubah secara tiba-tiba saat sedang beribadah.
Insiden perubahan arah sholat ini dialami oleh Bagas yaitu teman Ainun dan Rini yang diperankan oleh Arbani Yasiz. Saat sedang melaksanakan sholat menghadap kiblat, tiba-tiba ia berakhir dengan menghadap ke arah berbeda.
Selain itu keanehan lainnya adalah saat mendengar adzan, para warga desa justru merasa kesakitan. Suasana jadi semakin mengerikan saat ainun sedang sholat dan rukuk, tiba-tiba tubuhnya terbalik dan kepalanya menghadap ke atas diiringi teriakan kesakitan.
Beberapa Fakta Kontroversi Film Kiblat
Dari sinopsis salah satu kesimpulan yang dapat diambil adalah kontroversi film Kiblat berkaitan dengan ibadah dan agama. Tapi selain kedua hal tersebut masih ada banyak hal lain yang dipermasalahkan dari sinema ini, berikut penjelasannya.
1. Dapat Tuntuan MUI
Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis secara langsung menuntut soal penayangan film Kiblat. Ia menyerukan supaya sinema produksi Leo Pictures ini tidak diputar di bioskop manapun di Indonesia.
Cholil Nafis memberikan pernyataan bahwa sinema tersebut menyinggung ajaran agama Islam sehingga tidak layang untuk ditayangkan. Ia beranggapan bahwa film ini tidak sesuai dengan arti Kiblat yang hanya merujuk pada Ka’bah yaitu arah menghadap orang sholat.
2. Eksploitasi Agama
Kontroversi film kiblat berikutnya yang banyak dibahas di sosial media adalah dianggap sebagai kegiatan eksploitasi agama demi keuntungan semata. Hal ini dikuatkan dengan pendapat ketua bidang dakwah MUI Cholil Nafis tentang simbol keagamaan.
Ia mengungkapkan rasa khawatirnya tentang penggunaan simbol keagamaan sebagai media promosi yang sensitif serta kontroversial. Banyak netizen setuju dengan pendapat tersebut dan merasa bahwa promosi dengan membawa simbol agama harus dilawan.
3. Belum Lulus Sensor LSF
Hingga saat ini sinema Kiblat belum mendapatkan keterangan lulus sensor dari Lembaga Sensor Film Indonesia. LSF sendiri merupakan salah satu syarat wajib bagi setiap rumah produksi jika ingin filmnya bisa ditayangkan di bioskop Indonesia.
Wakil Ketua LSF Ervan Ismail menyatakan bahwa film horor dari Leo Picture ini belum lulus sensor dan sedang dalam proses peninjauan. Ervan Ismail juga menambahkan, ia masih menunggu pihak pemilik film memperbaiki konten yang dianggap tidak sesuai.
4. Dianggap Tidak Memiliki Nilai Pendidikan
Kontroversi film kiblat selanjutnya yaitu dianggap tidak memiliki nilai pendidikan bagi para penonton. Gus Hilmi salah satu pendakwah dan penulis terkenal di Indonesia secara langsung mempertanyakan tentang nilai pendidikan dari sinema ini.
Menurut Gus Hilmi tayangan seperti ini tidak mendidik dan dikhawatirkan dapat membuat orang takut untuk beribadah. Beliau juga menyatakan kepada para sineas supaya sebaiknya mulai membuat tayangan dengan unsur religi yang lebih berkualitas.
5. Poster Tidak Sesuai dengan Judul
Poster juga menjadi salah satu kontroversi film Kiblat yang tidak kalah ramai dibicarakan oleh kalangan masyarakat. Posternya dianggap sebagai kampanye hitam, merusak nilai ibadah dalam agama Islam, dan bisa memberikan pengaruh buruk.
Dalam poster tersebut terlihat seorang perempuan menggunakan mukena dalam keadaan rukuk. Namun alih-alih rukuk dalam posisi normal yaitu menunduk, perempuan tersebut justru berwajah seram dan berada di posisi kayang.
Pada dasarnya Kiblat mendulang banyak kontra di berbagai kalangan, sehingga tanggal penayangannya diundur oleh pihak produksi. Mulai dari konten yang mendapat tuntutan MUI hingga belum lulus sensor, kontroversi film Kiblat masih ramai dibicarakan hingga saat ini.